Terima Kasih Atas Sokongan Anda
Ijen
Ijen adalah kompleks gunung berapi yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso di Jawa Timur, Indonesia. Ia dikenal dengan api birunya, dan penambangan sulfur yang membutuhkan tenaga kerja.
Fakta Kunci
Ijen adalah sekelompok gunung berapi komposit, dengan Gunung Merapi sebagai titik tertinggi mencapai 2.769 meter (9.085 kaki). Ijen terletak di dalam sebuah kaldera yang lebih besar yang disebut Ijen, dengan lebar sekitar 20 kilometer (12 mil).
Nama “Gunung Merapi” berarti ‘gunung api’ dalam bahasa Indonesia. Ijen merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik dan telah ditampilkan dalam dokumenter seperti Human Planet dan War Photographer. Kompleks gunung berapi ini dikenal dengan api birunya, yang disebabkan oleh pembakaran gas belerang, dan danau kawah asamnya. Penambangan sulfur adalah kegiatan utama di Ijen, dengan para penambang membawa beban hingga 90 kg belerang keluar dari kawah.
Penambangan Sulfur di Ijen
Penambangan sulfur telah menjadi kegiatan utama di kompleks gunung berapi Ijen di Jawa Timur, Indonesia selama beberapa dekade. Berikut beberapa poin kunci tentang sejarah dan praktik penambangan sulfur di Ijen:
Penambangan sulfur terjadi di dalam kawah Gunung Kawah Ijen, yang memiliki danau kawah asam yang besar.
Gas vulkanik yang keluar dialirkan melalui jaringan pipa keramik, menyebabkan belerang cair mengembun dan berkumpul di ujung pipa.
Para penambang menggunakan batang besi untuk memecah deposit belerang yang telah mengeras dan memuatnya ke dalam keranjang dengan berat 75-90 kg (165-198 pon).
Mereka kemudian membawa beban yang sangat berat ini naik 300 meter (980 kaki) ke tepi kawah, dan turun gunung sejauh 3 km (1,9 mil) untuk ditimbang.
Sebagian besar penambang melakukan perjalanan melelahkan ini membawa belerang dua kali sehari.
Pada tahun 2010, ada sekitar 200 penambang yang mengekstraksi sekitar 14 ton belerang per hari dari Ijen, sekitar 20% dari setoran harian.
Sebuah pabrik pemurnian di dekatnya membayar para penambang berdasarkan berat, dengan pendapatan harian sekitar $12 – $17 USD.
Penambangan sulfur di Ijen telah didokumentasikan setidaknya sejak tahun 1850-an.
Kondisi berbahaya, gas beracun, dan kurangnya peralatan perlindungan telah menyebabkan masalah kesehatan seperti kerusakan gigi dan masalah pernapasan di antara para penambang.
Jadi, meskipun sangat membutuhkan tenaga kerja dan berbahaya, operasi penambangan belerang di Kawah Ijen telah berlanjut selama lebih dari seabad karena insentif ekonomi bagi para penambang lokal.
Kondisi Kerja | Ijen
Keadaan Kerja bagi Para Penambang Belerang di Gunung Berapi Ijen di Jawa Timur, Indonesia sangat berbahaya dan mengancam nyawa. Berikut adalah poin-poin kunci tentang lingkungan kerja yang keras bagi mereka:
Para penambang turun ke dalam kawah aktif Gunung Kawah Ijen, yang memiliki danau kawah yang sangat asam dengan nilai pH serendah 0.13 – mirip dengan asam baterai.
Mereka terpapar gas beracun seperti sulfur dioksida, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan parah dan kekurangan oksigen.
Sebagian besar penambang tidak mampu membeli perlengkapan pelindung yang tepat seperti masker gas dan bekerja dengan sedikit atau tanpa perlengkapan keselamatan.
Mereka secara manual memecah dan membawa beban belerang padat yang sangat berat dengan berat 75-90 kg (165-198 pon) di pundak mereka.
Para penambang melakukan perjalanan berbahaya sejauh 3 km dua kali sehari, mendaki 300m naik ke dinding kawah yang curam dengan kemiringan 45-60 derajat.
Kerja fisik yang intens, gas beracun, dan kurangnya perlindungan menyebabkan rata-rata harapan hidup hanya 45-50 tahun bagi para penambang.
Studi telah menemukan tingkat erosi gigi, gingivitis, dan masalah pernapasan yang tinggi di antara para penambang belerang karena paparan asam.
Menyentuh belerang secara sering menyebabkan ruam, lepuh, dan bahu bengkak akibat beban berat.
Operasi penambangan belerang di Kawah Ijen memaksa pekerja untuk menanggung kerja fisik yang melelahkan di lingkungan gunung berapi yang sangat berbahaya dengan tindakan keselamatan yang tidak memadai, sangat memengaruhi kesehatan dan umur panjang mereka.
Impak Terhadap Alam
Operasi penambangan belerang di gunung berapi Ijen memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan. Kawah Ijen mengandung danau asam yang sangat asam dengan pH serendah 0.13, mirip dengan asam baterai. Danau asam ini merupakan sumber bagi Sungai Banyupahit, menghasilkan air sungai yang sangat asam dan kaya logam yang memiliki efek merusak pada lingkungan hilir.
Proses penambangan belerang melepaskan jumlah besar gas dan uap asam belerang, yang dapat merusak vegetasi di sekitarnya. Letusan freatik dari danau kawah asam telah terjadi, melepaskan lebih banyak gas asam dan menyebabkan kerusakan.
Kegiatan penambangan dan transportasi beban belerang yang berat kemungkinan telah menyumbang pada degradasi tanah dan erosi di ekosistem Ijen.
Beroperasi Selama Dekade
Secara keseluruhan, penambangan belerang di Ijen telah memberikan dampak buruk yang signifikan terhadap lingkungan lokal, mencemari sumber air, merusak vegetasi, dan mengganggu ekosistem gunung berapi yang rapuh.
Tol lingkungan dari operasi penambangan yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan berbahaya ini, yang telah berlangsung selama dekade meskipun konsekuensi ekologis yang diketahui.
Kompleks gunung berapi Ijen termasuk gunung berapi stratovolcano Gunung Merapi, yang merupakan titik tertinggi pada ketinggian 2.769 meter (9.085 kaki). Kompleks ini berada di dalam kaldera lebih besar dengan lebar 20 km yang disebut Ijen.
Penambangan belerang adalah kegiatan utama di Ijen, berlangsung di dalam kawah Gunung Kawah Ijen. Para penambang mengekstraksi belerang yang mengembun dari gas-gas vulkanik, memecahnya dan membawa beban yang sangat berat hingga 90 kg keluar dari kawah.
Keadaan kerja bagi para penambang belerang sangat berbahaya, dengan paparan gas beracun dari gunung berapi, kondisi sangat asam, dan kerja fisik yang intens. Hal ini menyebabkan masalah kesehatan seperti masalah pernapasan dan harapan hidup yang pendek hanya 45-50 tahun.
Penambangan belerang juga memiliki dampak lingkungan yang signifikan secara negatif, mencemari danau kawah asam dan sistem sungai di sekitarnya, merusak vegetasi, dan mengganggu ekosistem gunung berapi yang rapuh. Namun, hasil pencarian tidak menunjukkan adanya upaya yang signifikan dari pihak berwenang atau organisasi untuk mengurangi masalah lingkungan ini.
Tarikan Pelancong
Kompleks gunung berapi Ijen di Jawa Timur, Indonesia telah menjadi tarikan pelancong utama.
Ijen, terutamanya kawah Gunung Kawah Ijen, telah menjadi destinasi pelancongan yang popular dalam beberapa tahun terakhir, menarik puluhan ribu hingga ratusan ribu pengunjung setiap tahun.
Ciri-ciri unik gunung berapi seperti fenomena api biru, danau kawah asam, dan operasi penambangan belerang telah menjadikannya tarikan wajib bagi banyak pelancong.
Kerajaan tempatan telah menggalakkan pelancongan ke kawasan Ijen, menyebabkan peningkatan signifikan dalam jumlah pengunjung sejak sekitar tahun 2010.
Impak Pelancongan
Aliran pelancong telah memberikan manfaat ekonomi kepada kawasan tersebut, dengan pelancongan kini menyumbang kepada sebahagian besar daripada KDNK dan pekerjaan Indonesia.
Namun, terdapat kebimbangan bahawa pelancong menganggap penambang belerang sebagai tarikan, mengambil gambar bersama mereka tanpa memberikan faedah yang bermakna.
Walaupun pelancongan yang meningkat telah menyebabkan pembangunan infrastruktur, terdapat usaha untuk memelihara aspek alam semula jadi dan budaya kawasan Ijen.
Cabaran dan Risiko
Pendakian ke kawah Ijen dan operasi penambangan belerang membawa risiko yang signifikan kepada pelancong, yang perlu bersedia dengan peralatan yang sesuai seperti masker gas dan pakaian yang selesa.
Keadaan berbahaya penambangan belerang, dengan penambang membawa beban berat dalam asap beracun, menimbulkan kebimbangan etika tentang eksploitasi pekerja tempatan untuk hiburan pelancong.
Ijen telah menjadi tarikan pelancong utama di Indonesia, membawa manfaat ekonomi dan cabaran etika ketika pelawat tertarik kepada ciri-ciri unik tetapi berbahaya kompleks gunung berapi.
Masa Terbaik untuk Melawat Kawah Ijen
Masa terbaik untuk melawat kawah Ijen di Jawa Timur, Indonesia adalah semasa musim kemarau, biasanya dari April hingga awal November.
Semasa musim kemarau, cuaca lebih baik, dengan hujan dan kabus yang kurang, membolehkan visibiliti yang lebih baik terhadap ciri-ciri kawah seperti api biru dan danau kawah asam.
Musim hujan, dari akhir Disember hingga Mac, membawa lebih banyak presipitasi dan kabus, menjadikan pendakian ke kawah lebih sukar dan mengurangkan visibiliti.
Hujung minggu dan cuti umum cenderung menjadi masa yang paling sibuk, dengan lebih ramai orang, jadi melawat pada hari biasa semasa musim kemarau adalah disyorkan.
Bulan Julai hingga September adalah jendela musim kemarau yang optimal untuk melawat kawah Ijen.
Aktiviti Popular di Gunung Berapi Ijen
Melihat Fenomena Api Biru:
- Api biru, disebabkan oleh pembakaran gas belerang, hanya boleh dilihat pada waktu malam dan merupakan tarikan utama bagi pelancong.
- Untuk melihat api biru, pelawat perlu mendaki ke tempat penglihatan kawah sekurang-kurangnya 2 jam sebelum matahari terbit.
Menjelajah Danau Kawah Asam:
- Kawah Ijen mengandungi danau kawah yang sangat asam, berwarna hijau terang yang merupakan ciri geologi yang unik.
- Pelancong boleh turun ke dalam kawah untuk melihat danau, walaupun mereka perlu mengambil langkah berjaga-jaga kerana keadaan berbahaya.
Menyaksikan Matahari Terbit di atas Kawah:
- Menonton matahari terbit di atas kawah Ijen adalah aktiviti yang popular, kerana cahaya yang berubah mencipta pemandangan dramatik.
- Pendakian awal pagi untuk mencapai tempat penglihatan kawah pada masa yang sesuai untuk matahari terbit adalah sebahagian daripada daya tarikan bagi ramai pelawat.
Mengamati Operasi Penambangan Belerang:
- Aktiviti penambangan belerang yang memerlukan tenaga kerja dalam kawah Ijen telah menjadi tarikan pelancongan itu sendiri.
- Pelancong boleh mengamati penambang mengekstrak dan membawa beban belerang yang berat, walaupun ini menimbulkan kebimbangan etika.
Mendaki dan Menjelajah Lanskap Sekeliling:
- Kompleks gunung berapi Ijen terletak di kawasan yang indah dengan sawah dan hutan.
- Jejak pendakian dan peluang trekking membolehkan pelancong menjelajah lanskap gunung berapi yang lebih luas.
Langkah Keselamatan Utama
- Kenali agensi pemantauan gunung berapi tempatan dan agensi kecemasan, dan ikuti nasihat dan kemaskini mereka dengan teliti. Keadaan gunung berapi boleh berubah dengan cepat, jadi kekal terkini adalah penting.
- Pakai pakaian dan peralatan yang sesuai untuk keadaan – lapisan yang panas, tahan air, kasut hiking yang kukuh, sarung tangan, dan lain-lain. Bersedia untuk perubahan cuaca yang tiba-tiba.
- Bawa peralatan penting seperti telefon yang dicas sepenuhnya, bank kuasa, kit pertolongan cemas, dan alat navigasi seperti GPS. Tongkat hiking juga boleh membantu.
- Elakkan kawasan dengan konsentrasi tinggi gas beracun gunung berapi, kerana mereka boleh toksik. Tinggalkan kawasan dengan segera jika anda rasa sebarang ketidakselesaan.
- Jangan berjalan atau mendekati aliran lava aktif, kerana keraknya boleh nipis dan tidak stabil, menyebabkan jatuh ke dalam lava yang panas.
- Kekal di laluan dan laluan yang ditetapkan, dan jangan sesat. Ikuti panduan pihak berkuasa tempatan, pengawal hutan, atau pemandu.
- Ada rancangan untuk berpindah keluar dengan cepat jika perlu, dan beritahu orang lain mengenai itinerari anda dalam kes kecemasan.
- Pertimbangkan risiko keseluruhan dan tahap keselesaan anda sendiri. Walaupun dengan langkah berjaga-jaga, gunung berapi boleh tidak dapat diramalkan, dan satu-satunya cara untuk menghapuskan risiko adalah dengan mengelakkannya sepenuhnya.
Kuncinya adalah untuk berinformasi, bersedia, dan berwaspada ketika melawat gunung berapi aktif. Mengikuti garis panduan keselamatan dari pakar tempatan adalah penting untuk meminimumkan risiko.